Pesantren Garogol official website | Members area : Register | Sign in

Pengertian "AL-YUSR FID-DIEN"

Thursday, July 21, 2011

Share this history on :

khazanah Sering kita membaca baik dalam ayat al-Qur'an maupun hadits Nabi saw, bahwa Islam itu agama yang mudah, mengajarkan kemudahan serta memerintahkan umatnya untuk saling memudahkan. Ayat dan hadits dimaksud antara lain:

يريد الله بكم اليسرى ولا يريد بكم العسرى...(البقرة: 185)

إن خير دينكم أيسره. (رواه أحمد) وفى رواية: إن دين الله فى يسر

إنكم أمة أريد بكم اليسرى. (رواه أحمد والطبرانى)

يسروا ولا تعسروا

Namun apa yang dapat kita pahami dari keterangan-keterangan diatas seolah bertolak belakang dengan realitas pengamalan ajaran Islam dikeseharian kita, sebab berbagai kewajiban ataupun aturan yang ditetapkan dalam Islam tidak secara mudah bisa kita laksanakan, bahkan lebih banyak yang belum kita kerjakan dari pada yang sudahnya, dan lebih banyak kita melanggarnya daripada mematuhinya.  Bukan kah semua ini menunjukan bahwa Islam itu adalah agama yang berat dan sulit?  lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan "al-yusr fid-dien"  dalam ayat dan hadits tersebut? dan bagaimana pula konsep Islam bisa membuktikan bahwa segala sesuatu dalam ajaran Islam itu adalah mudah dan tidak sulit?

Untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, para ulama memberikan penjelasan sebagai berikut:

1. Dr. Ja'far Syeikh Idris mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan "al-yusr fiddin" itu adalah:

فعل مايحقق الغاية بأدنى قدر من المشقة. (مجلة البيان:235\5)

"melakukan amal yang bisa merealisasikan tujuan dengan tingkat resiko kesusahan/keberatan paling minimal"

Dengan pengertian itu, maka bukan berarti tidak ada kesulitan atau keberatan sama sekali dalam pengamalan ajaran Islam, namun kesulitan dan keberatan yang ada ternyata merupakan pilihan terbaik dan termudah yang diberikan oleh Allah sebagai jalan/cara untuk mencapai tujuan agung dari ajaran Islam, yaitu kebahagian dunia dan akhirat.

Menghubungkan antara  tujuan dengan usaha/amal sebagai upaya pencapaiannya, mungkin dapat kita klasifikasikan menjadi empat katagori sebagai berikut:

  • Tujuan yang baik dengan cara/amal yang baik dan mudah. Dan inilah Katagori dari seluruh ajaran Islam.
  • Tujuan yang buruk dengan cara/amal yang tidak mudah. Contoh dari katagori ini, adalah seperti perbuatan orang kafir yang hendak mendholimi/memerangi orang  muslim, atau orang munafik yang mau mengelabui orang mukmin dengan melakukan sholat, puasa  dsb.
  • Tujuan yang buruk dengan cara/amal yang mudah.
  • Tujuan yang baik dengan cara/amal yang salah dan sulit. Contohnya adalah setiap perbuatan/amalan yang menyalahi sunnah dan ajaran Islam padahal maksud dan tujuannya untuk memperoleh keridloan Allah swt.

Dari keempat katagori diatas, yang terbaik tentunya adalah katagori yang pertama yang telah dipilihkan Allah swt untuk umat nabi Muhammad saw, Allah telah menetapkan tujuan yang paling tinggi bagi kebaikan umat manusia didunia dan diakhirat, lalu Dia memilihkannya cara/amal yang paling mudah dan ringan dari sekian cara dan amal seperti yang dibebankan kepada umat-umat terdahulu atau di banding ajaran dari agama lain buatan manusia.

Sedangkan yang paling buruk, tentunya katagori yang kedua yang dilakukan oleh orang kafir, musyrik dan munafik, mereka beritikad memerangi dan menghancurkan Islam dengan cara dan usaha yang tentunya tidak mudah.

Sementara katagori yang paling merugi adalah katagori keempat. Dan ternyata hal seperti itu secara realitas telah begitu me-masyarakat dikalangan umat Islam. Banyak kalangan umat Islam yang sibuk dengan seabreg amalan ritual dan keyakinan  yang nyata-nyata tidak diajarkan oleh Rasulullah saw, dan para sahabatnya, padahal dalam tujuannya mereka lakukan itu semata-mata untuk memperoleh keridloan Allah swt. Untuk mereka ini, Allah swt, mengingatkan kita dengan firman-Nya:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا ، الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا [الكهف/103، 104]

"katakan (olehmu Muhammad) maukah kalian Kami beritahukan tentang orang yang paling merugi amalnya?, yaitu orang-orang yang tersesat perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, padahal mereka mengira telah melakukan perbuatan yang baik”.(QS. Al-Kahfi:103-104)

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah mengatakan kepada juwairiyah (istrinya) yang sejak usai shalat subuh masih tetap duduk sampai waktu dluha dengan bacaan dan dzikir, padahal Rasul sendiri sudah pergi dan melakukan aktifitas lainnya:

لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ ، وَرِضَا نَفْسِهِ ، وَزِنَةِ عَرْشِهِ ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

"Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, tentang empat kalimat yang jika dibaca tiga kali tentunya sebanding dengan bacaanmu seharian penuh, yaitu subhaanallah wabihamdihi……”

Hadits ini memberikan gambaran  bahwa betapa dengan mengikuti ajaran islam yang benar-benar dicontohkan oleh Rasulullah saw, dengan amalan yang sedikit dan dalam waktu yang cukup singkat, kita bisa memperoleh kebaikan dan pahala yang sangat banyak. Dan dari contoh tersebut, adalah benar jika ajaran Islam itu mudah dan tidak mempersulit.

2. Bahwa Allah swt, tidak pernah membebankan sesuatu kepada manusia kecuali sesuai dengan kemampuannya. Kata “wus’u” dalam ayat: لايكلف الله نفسا إلا وسعها    mengandung pengertian sesuatu yang bisa dilakukan dengan lapang dada dan sesuai kemampuan, dan bukan sesuatu yang menyesakan dada dan sulit. Bukankah perintah zakat , haji dll..itu hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu dan punya harta lebih?

3. Bahwa meskipun suatu amal/kewajiban itu pada ukuran normal boleh dibilang sulit, tetapi Allah swt memberikan jalan dan cara yang mudah untuk melakukannya. Rasulullah saw, bersabda;      من يرد الله به خيرا يفقه فى الدين     (barang siapa yang dikehendaki oleh Allah mendapat kebaikan, tentu Allah membuatnya paham terhadap agama), maka banyak dari para ulama Islam yang sejak masa kecilnya begitu dengan mudahnya mereka dapat menghapal al-Quran dan hadits-hadits Nabi saw, dsb…

4. Bahwa ketika tumbuh rasa cinta dan menikmati suatu pekerjaan/amal, maka disaat itu pun kesulitan dan beratnya dari amal tersebut seolah dianggap ringan dan mudah. Begitupun rasa cinta orang mukmin terhadap Rabb-nya mampu melenyapkan rasa lelah dan berat untuk melakukan ibadah dan keta’atan kepada-Nya.

5. Bahwa motifasi dan semangat yang kuat untuk mencapai tujuan yang baik , bisa  menjadi pendorong utama umtuk mampu melakukan usaha dan amal besar meskipun berat dan sulit, Allah swt berfirman:  وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ [البقرة/45] (hendaklah kalian memohon bantuan dengan kesabaran dan shalat, sesunggunya hal itu pasti berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu')

Demikian beberapa pengertian al-Yusr (kemudahan) yang menjadi prinsip dari ajaran Islam.  Semoga bermanfa’at. Amiin!

Referensi:

  1. Al-Qur’anul Kariem.
  2. Shohih Muslim, Musnad Ahmad
  3. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah dll
  4. Majalah al-Bayan
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 comments:

Post a Comment

Dari Redaksi

NyantriTek